Lesunya Ekonomi Membuat Pasar Batik Menurun Drastis
Dampak lesunya ekonomi juga dirasakan oleh pengusaha batik di Indonesia. Pasalnya, daya beli pasar batik menurun sebanyak 50% selama tahun 2017 kemarin. Sejumlah pengusaha batik lokal pun mulai khawatir akan ancaman anjloknya omzet dan berakhir pada pengurangan karyawan. Penurunan daya beli ini juga didukung oleh Fanti Wahyu Nurvita – pemilik usaha kain Hesandra Indonesia – mengatakan untuk konsumen premium sendiri menurun hingga 30% sejak tiga tahun lalu.

“Kondisi industri batik memang sedang tidak sama seperti 4 sampai 5 tahun lalu yang booming banget”, ucap Fanti (03/10/17).
Menurutnya, penurunan omzet merupakan dampak lesunya perekonomian selama beberapa tahun terakhir. Kendati demikian, Fanti menambahkan bahwa pasar batik masih diminati kelas masyarakat menengah.
“Batik premium tetap ada peminatnya, walaupun tidak seramai dulu”, tambah Fanti ketika diwawancarai oleh Tempo.
Perempuan yang juga aktif sebagai Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kalimantan Timur ini, masih memercayai bahwa minat masyarakat pada batik pada dasarnya tidak akan hilang begitu saja. Mengingat, ini merupakan warisan leluhur Indonesia yang bahkan berhasil menarik perhatian pasar internasional. Selain itu, penggunaan kain batik dan kebaya juga masih diminati oleh masyarakat lokal sebagai pilihan busana untuk menghadiri acara-acara formal.
Pernyataan ini juga didukung oleh Arief Wicaksono, selaku Sekretaris Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI). Beliau mengatakan bahwa selama ini, kain batik masih mendominasi ekspor sejumlah negara di Asia Tenggara seperti di Malaysia dan Brunie Darusaalam.
Dengan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa meski mengalami penurunan dalam daya beli lokal, tetapi Asia Tenggara masih menjadi sasaran ekspor produk kerajinan khas Indonesia ini.
“Kendati demikian, pada tahun ini kami memperkirakan daya beli masyarakat akan meningkat lagi karena faktor keamanan dan kenyamanan, serta kebijakan pemerintah yang cukup baik dalam upaya menggeliatkan ekspor,” ucap Arief (14/01/18).