Mengenal Pneumonia Pada Balita

Pneumonia Pada BalitaKesehatan anak adalah hal yang terpenting bagi setiap orangtua. Karena itulah, beberapa orangtua bahkan bisa bersikap sangat protektif terhadap anaknya bila terkait dengan kesehatan, apalagi ketika anak masih dalam usia balita. Saat masih dalam rentang usia balita, kesehatan balita dianggap lebih rentan terserang penyakit bila dibandingkan dengan saat anak sudah dewasa nanti, sehingga penjagaan ekstra dirasa perlu. Misalnya saja seperti tidak memberikan beberapa jenis makanan tertentu pada anak, karena dianggap dapat berdampak buruk bagi kesehatannya.

Namun, meskipun penjagaan terhadap anak telah dilakukan, bukan berarti anak tidak akan terserang penyakit apapun. Pneumonia adalah salah satu jenis penyakit yang cukup sering menyerang anak-anak pada usia balita. Penyakit ini bisa dikatakan cukup parah, karena bisa menyebabkan kematian pada anak kesayang kita. Bahkan, penyakit ini bisa dikatakan sebagai salah satu pembunuh balita nomor satu di Indonesia.

Pneumonia adalah salah satu jenis penyakit pernafasan, yang merupakan radang akut pada jaringan paru akibat adanya infeksi oleh kuman, sehingga menyebabkan gangguan pernafasan. Gejala awal pneumonia ini mirip seperti flu pada umumnya, sehingga banyak orangtua yang mengabaikannya dan hanya memberikan obat flu biasa pada anak. Setelah tidak mendapatkan penanganan yang tepat, gejala pneumonia ini akan terlihat semakin parah, yaitu nafas yang mulai sesak. Ketika gejala sudah mencapai tahap ini, maka proses pengobatan harus dilakukan dengan cepat dan tepat agar tidak semakin parah.

Meskipun penyakit ini tergolong penyakit yang cukup berbahaya, namun bukan berarti anak harus dirawat selama proses pengobatannya. Jika penyakit ini masih menunjukkan gejala awal dan sudah terdeteksi sejak dini, pengobatan penyakit ini dapat dilakukan di rumah. Biasanya, dokter akan memberikan beberapa jenis obat beserta antibiotiknya, yang harus diminum oleh anak hingga ia benar-benar dinyatakan sembuh. Namun, jika penyakit ini menyerang anak berusia di bawah 2 tahun, maka penanganan yang dilakukan harus lebih diperhatikan, karena memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan anak berusia di atas 2 tahun.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua agar penyakit ini tidak menyerang anak kesayangan, yaitu dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menjaga asupan nutrisi anak (khususnya vitamin A dan Zinc), melakukan imunisasi, dan menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, jangan pernah mengabaikan gejala penyakit yang ada pada anak, sekecil apapun gejalanya. (Yv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.